Nasabah Idolaku

Bookmark and Share

Selamat pagi Mbak ini saya mau ngecek saldo rekening PT SAE, begitulah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh nasabahku ini, sebut saja namanya Yudhi. Karena sering bertemu baik di telepon maupun saat dia ke bank, aku menjadi akrab juga dengannya. Dengan penampilannya yang kalem sebagai seorang wiraswastawan muda cukup menggetarkan hati juga bila melihat senyumnya, namun sering timbul keraguan untuk menyapanya lebih jauh melihat wajahnya yang kelihatan kurang suka bercanda dan lebih banyak berbicara serius setiap bertemu.

Sampai suatu hari ketika pulang kerja menunggu taksi, sebuah mobil Cherokee mendekatiku, ternyata isinya adalah Pak Yudhi, menawarkan apakah aku mau kalau dia antar pulang. Benar-benar kesempatan untuk mendekatinya karena kutahu dia belum ada yang memiliki. Singkat kata dalam perjalanan ternyata Pak Yudhi ini memiliki selera humor yang tinggi aku sampai terpingkal-pingkal mendengarnya. Di perjalanan Yudhi (demikian ia ingin dipanggil) mengajak untuk makan malam dahulu, aku iyakan saja tapi karena capai aku mohon diantar pulang dulu untuk mandi. Sampai di rumah kos, aku persilakan Yudhi untuk duduk di ruang depan (rumah kosku mirip apartemen) selagi aku mandi alangkah kagetnya ternyata aku lupa membawa handuk yang kujemur di teras depan, sedangkan pakaianku sudah kurendam di ember. Dengan terpaksa aku memanggil Yudhi untuk minta tolong mengambilkan handuk di depan. Dengan tangan gemetar kusambut handuk yang diberikannya, namun aku tak sanggup untuk menutup pintu kamar mandi demi melihat pandangan matanya yang begitu mempesona, tanpa sadar aku telah berdiri telanjang di depannya.

Agaknya Yudhi ini tipe lelaki berpengalaman yang tahu cara memanfaatkan situasi, ditariknya tanganku dan dipeluknya tubuh telanjangku yang masih basah, diciumnya bibirku hingga lumat. Akkhh... aku kegelian, karena nikmatnya aku sudah tidak sadar dalam keadaan telanjang. Di remas-remasnya payudaraku walaupun tidak terlalu besar namun menimbulkan kegelian dan kenikmatan tersendiri bagiku. Dengan cepat Yudhi membuka pakaiannya dan dengan wajah memerah aku pandang penisnya yang besar dan panjang itu. Terus terang aku bukan pertama ini melihat punyanya lelaki, tapi milik Yudhi beda benar dengan milik Yayak pacarku di kota lain. Tidak tahan aku remas-remas batang penis dan bijinya, kulihat Yudhi memejamkan mata sambil berdesis "aahh... teruskan nissa.. terus", desah Yudhi sambil tangannya turun mempermainkan vaginaku yang sudah mulai terasa basah.

"Kita di kamar saja Yu biar lebih nikmat ajakku." Aku diangkat ke dalam kamar tidurku dan dibaringkannya aku di dipan. Yudhi mulai menjilati seluruh tubuhku sambil memuji tubuhku yang putih bersih. Betapa menyenangkan dan nikmatnya. Yudhi nasabah idolaku kini sedang sibuk menjilati seluruh tubuh telanjangku. "ohh teruskan yud.. teruskan." Tiba-tiba dia menghentikan jilatannya dan berdiri menyodorkan penisnya, "Ayo Nissa kamu bisa dong kita 69 sekarang." Mulanya agak kagok juga, aku hisap penis yang besar itu, tapi lama-lama nikmat juga. Sementara aku merasakan kegelian yang amat sangat dari bagian vaginaku yang sibuk dijilati oleh Yudhi. Setelah sekian lama, Yudhi membalikkan tubuhku dia mulai mengarahkan penisnya ke vaginaku, sambil berbisik dia memimnta ijinku, "Nis aku masukkan yach", aku sudah tak tahan lagi dengan jilatannya hanya bisa menggangguk, bless penis yang besar itu masuk ke vaginaku, "Akhh Yud pelan, sakit", karena lama sekali aku tidak pernah berhubungan dengan pacarku rasanya sakit sekali. Namun dengan tanpa belas kasihan si Yudhi malah memasukkan seluruh penisnya hingga amblas, "Akhh..." aku merasakan sakit yang luar biasa namun kenikmatan yang ada mengalahkan rasa sakitku, apalagi aku mulai merasa vaginaku terasa basah sehingga melicinkan jalan penisnya Yudhi. "Terusin Yud.. akhh.. uuhh.." desisku berulang-ulang.

Dengan bengis si wajah dingin ini memainkan vaginaku, tiba-tiba aku merasa ingin pipis rupanya aku sudah hampir mencapai puncak, aku cakar punggung si Yudhi sambil melenguh keras, "Yuuud... akhh", banjir terasa di vaginaku. Si Yudhi meminta aku menungging dengan gaya doggy style, aku disetubuhinya lagi dari belakang sampai aku mengalami orgasme yang kedua kalinya ternyata si Yudhi masih kuat dan belum menampakkan akan berhenti, terus terang aku sudah capai namun karena kenikmatan yang aku rasakan si Yudhi ini mencoba dengan berbagai cara, setelah hampir selama satu jam dia memainkan vaginaku barulah dia berbisik, "Ayo kita keluarkan bersama akhh.. Uhh", Yudhi mulai mempercepat genjotannya aku pun dengan tanpa sadar ikut bergoyang dengan cepat mengikuti iramanya. Kulihat Yudhi memelukku dengan erat dan mencium lubang telingaku dan mempermainkan lidahnya. Oh geli dan nikmat rasanya. Yudhi semakin mempererat pelukannya, "Ahh Niss... Yuddhh... kurasakan di vaginaku mengalir cairan hangat, ternyata Yudhi sudah mencapai puncaknya dan saat bersamaan kurasakan sesuatu yang tidak dapat kutahan lagi dari vaginaku kucoba untuk kutahan namun tak bisa, aku ikut muncrat dan mengeluarkan bunyi seperti orang kentut, Ehh si Yudhi malah menambah terus goyangannya. "Akhh... kami berpelukan dan rebah bersama. Akhirnya kami sampai lupa makan malam itu sampai pagi, kami melakukannya sampai lima kali dan aku mengalami orgasme berkali-kali. Esok paginya dengan wajah lesu aku pergi ke kantor dan telepon berdering, "Hallo bisa tanya saldo rekening Mbak"
"Rekening perusahaan apa", kutanyakan.
Dia jawab, "Rekening saldo semalam". Ternyata di seberang sana si Yudhi menelepon.

Demikian akhirnya hampir setiap ada kesempatan pasti kami lalui dengan "ngesek" di kamar mandi kantorku bekerja, di mobil, di pantai, dan lain-lain. Sekian dulu kisahku, nanti kuceritakan saat pacarku datang.


TAMAT

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar