FATWA PENYAIR

Bookmark and Share
FATWA PENYAIR
T. Tjoet Soufjan

Terlalu sunyi jadi penyair
Seluruh kata terpantul dari sekali rasa
Kadang nada harus putus, pupus dan tandus
Kadang bicara ikut menangis
Lunturkan pupus muka enggan berkata

Terlalu sunyi dalam bersyair
Berkelana mencari nada dengan dada luka
Biasa terhempas, terkubur laju dengan irama
Berkeputihan mata, juga cari penawar
Tiada yang datang, tiada yang mau lagi

Di perlombaan ini, tertancap pedang
Satu-satunya guna tanda bagi orang-orang datang
Di depan tidak akan ada sebutir air
Cuma ada airmata pelepas dahaga, bawalah
Sehingga rintihan terputus di ujung tangis

Banda Aceh, 1993


{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar