Kerja Praktek

Bookmark and Share

Hai, perkenalkan namaku Sascha, umurku sekarang 19 tahun. Aku mau menceritakan pengalamanku yang baru saja kulewati, kurang lebih 3 bulan yang lalu. Waktu itu tanggal 10 Februari 2000 aku diterima untuk PKL di sebuah BUMN milik Pemerintah tentunya. Pada tanggal tersebut aku sangat senang sekali.

Paginya aku dipanggil untuk Interview di perusahaan tersebut. Interview berjalan lancar dan aku segera dapat melakukan PKL-ku hari itu juga. Pembimbingku di tempat aku PKL bernama Bapak NS* (edited by Yuri). Oh ya, aku lupa kasih tahu kalau aku di sana untuk praktek sebagai sekretaris.

Untuk 2 minggu pertama tidak ada hal-hal yang janggal, semua pekerjaanku berlalu dengan benar apa adanya, Pak NS juga bersikap baik padaku. Aku merasa kerasan untuk menyelesaikan PKL ku di sana. Tapi setelah aku dan Pak NS semakin akrab dalam arti pembimbing dan yang dibimbing dalam PKL ini. Mulai terlihat sifat Pak NS yang sebenarnya.

Tanggal 28 Februari aku akan selalu ingat tanggal itu, pada hari itu Pak NS memberitahuku bahwa nanti pukul 15.00 aku harus ke ruangannya untuk mengukur baju seragam. Aku tidak berpikir macam-macam, jadi aku menyetujuinya saja, tapi aku sempat nanya ke Pak NS kenapa aku harus bikin baju seragam? Jawabanya sunggguh membuat aku bahagia sekali yaitu aku dijadikannya pegawai tetap.

Pukul 15.00, sekaranglah waktunya pikirku. Akupun menuju ke ruangan Pak NS. Pak NS sudah menunggu di ruangannya, aku mengetuk pintu dan dia mempersilakan aku masuk. Ada yang aneh di dalam......, Aku di dalam ruangannya cuma berdua dengannya, mana tukang ukur bajunya, batinku? tapi aku sepertinyna tidak khawatir sedikitpun karena aku merasa senang sekali.

Tiba-tiba Pak NS bicara, "Sas, bapak yang akan ukur kamu!".
Aku mempersilakannya. Pak NS mendekatiku dan mulai mengukur, aku hanya diam saja. Pertama ia mengukur lebar pundakku, lalu ia beralih mengukur pinggangku, kemudian ia mengukur panjang rokku dengan mngukur pahaku, setelah itu selesai. Tapi di luar dugaan ku ia berkata, "Sas tolong buka baju kamu!". Aku kaget setengah mati.
Namun Pak NS berkata lagi, "Kamu nggak usah malu". Aku tetap diam saja ragu.

Pak NS mendekatiku dan melucuti pakaianku satu persatu hingga aku tinggal memakai celana dalam pink transparan dan Bra jenis bikini mini yang berwarna sama dengan warna celana dalamku. Dia menatapku seperti menelanjangi diriku, aku tertunduk malu.
"Berapa ukuran Payudaramu Sas?", tanyanya sambil mengelus lembut payudaraku.
"34B, Pak!".
Dia meremas payudaraku, aku menolak perbuatan itu namun aku menikmatinya. Dia terus mempermainkan payudaraku sambil ia merayuku bahwa aku akan tetap menjadi sekretaris tetapnya dan apa yang dikukannya adalah untuk melancarkan tugasku selanjutnya. Aku diam saja dan cuma bisa meringis.

Kurasakan Pak NS semakin beringas dan tangannya semakin berani menjamahku dan tangannya berhasil memeloroti celana dalamku. Disitu aku tidak diam dam berusaha menutupi sesuatu yang paling berharga pada tubuhku namun dia semakin kuat memaksaku dan akupun kalah.

Disaat aku sudah telanjang bulat, aku merasakan tubuhku mengejang kuat dan aku rasakan bagian bawahku terasa becek penuh cairan. Pak NS memasukkan jari tengahnya ke dalam Vaginaku dan akupun menjerit, "Sakit Pak".
Dia kaeget dan bertanya padaku, "Sas kamu masih murni...".
Aku cuma mengangguk dan diapun tersenyum.

Aku dibimbingnya menuju mejanya, aku disuruh tiduran di mejanya dengan kaki menggantung di ujung meja, aku menurutinya. Dia mendekatiku, membuka lebar-lebar pahaku sehingga dia dapat melihat lubang vaginaku yang masih murni dan berwarna kemerahan.

Aku sudah bersiap, ini merupakan pengalamanku yang pertama yang memang aku mimpikan yaitu bagaimana rasanya ditiduri seorang pria? Pak NS membuka celananya kulihat "barangnya" yang sudah tegak dan kelihatan amat besar sekali, aku menelan ludah berkali-kali.

Ia mendekatiku dan mengarahkan alatnya padaku dan perlahan memasuki vaginaku. Aku menjerit tertahan setelah alatnya terasa memasuki vaginaku. Dia meraba vaginaku dan ia tampak puas setelah ia menemukan darah di vaginaku. Selangkanganku terasa perih sekali. Dia mulai menggoyangku cepat dan tangannya terus menerus meremas payudaraku sampai tampak merah dan sakit kurasakan, namun goyangannya membuatku lupa akan sakit yang kurasakan dan cuma bisa, "Uh..., ah..., uh..., sh"
Setelah kejadian itu aku sekarang telah bekerja di perusahaan itu sampai sekarang.


TAMAT

Oleh: sascha_icha@lovemail.com


{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar