Ronnie dan Julia 02

Bookmark and Share



"Kamu orang jahat yah nggak bagi-bagi breakfast." Aku cuman ketawa kecil. Puting mereka mengeras dan aku rasa mereka mulai horny. Gerakan mulut Julia mulai lebih cepat. Dari sudut mataku, aku melihat Amy dan Monica sedang French Kissing dan Finger Fucking each other. Gila benar cewek-cewek ini. Pagi-pagi sudah aktif banget. Mulut Julia tidak diam naik turun, aku mulai mainkan puting dan payudara Julia.

"Jul, kita 69 saja deh." Saranku. Julia melepaskan hisapannya dan aku langsung rebahan di tanah. Julia mulai berada di atasku dan aku langsung hisap vaginanya yang sekarang basahnya bukan main. Sesekali kujilat clitorisnya. Setiap kali kujilat clitorisnya dia langsung mendesah "Oh". Akhirnya setelah lima menit begituan, lidahku mulai capai. Aku mulai masukan dua jari ke dalam, teriakan "Ahh" terdengar, aku mulai jilati clitorisnya dan maju mundurkan jariku. Dia sekarang cuma teriak, "Enak Ron, terus Ron... kerasan dong... jilat terus." Aku cuma bisa jawab, "Eh lidahku capek nih, jarang-jarang saja lidahnya." Setelah itu aku mainkan clitorisnya pakai jempolku sementara kedua jariku nggak berhenti maju mundur. Begitu tanganku yang satunya menyentuh payudaranya, dia langsung teriak, "Oh yes Ron!" Otot vaginanya langsung tegang dan bajir klimaksnya mulai membasahi mukaku. Untuk sementara dia berhenti menyedot sebentar. Sementar itu Amy dan Monica sudah ganti posisi jadi 69 juga. Setelah Julia mulai menghisap lagi, Mereka sudah klimaks, sebab kudengar mereka teriak "I'm coming!" bergantian dan nafas mereka menjadi berat dan dapat terdengar jelas. Aku yakin aku sebentar lagi mulai klimaks. Aku coba tahan sebentar tapi aku nggak bisa. Sedotan mulut Julia memang hebat. Tak lama kemudian kusemprot saja spermaku ke dalam tenggorokan si Julia. Setelah itu, dia menciumku. Tanpa diduga, ternyata dia cuma telan sebagian spermaku sebab sebagiannya dimasukan ke mulutku. Itu pertama kali aku merasakan sperma. Rasanya agak aneh tapi lumayan nikmat juga.

"Bagian breakfast kamu tuh. Enak ngga?" Aku cuma mengangguk saja.
"Kita orang yang buat breakfast deh, kamu mandi saja" lanjutnya.

Aku akhirnya masuk kamar dan mandi. Setelah mandi, kita orang pergi jalan-jalan ke Orchard Road naik MRT. MRT dari rumahku ke Orchard kurang lebih 20 menit. MRT yang penuh sesak itu membuat kita semua saling terombol. Baru mau sampai Newton, MRT-nya diam, lampunya pun mati. "Ladies and gentleman, please do not panic, there is electrical and track failure. They are trying to fix the track at the moment and the electricity would be back online in half an hour. We regret for inconvenience caused." Suara dari speaker menjelaskan apa yang terjadi. Tiba-tiba ada yang pegang penisku, aku telusuri mencari muka yang punya tangan. Ternyata yang mainin penisku orang yang aku tak kenal. Dia mulai masukan tangannya ke zipperku. aku juga tak mau kalah. Aku mulai Masukan tanganku kedalam T-shirt-nya dan mencari payudaranya. Enggak kusangka, payudaranya gede banget. Tiba-tiba tangannya meninggalkan penisku yang tegak keluar dari zipper dan mulai buka BH-nya dan menanggalkan BH-nya. Rok mininya kusingkap dan ternyata dia nggak pakai CD. Aku mainin clitorisnya pakai satu tangan dan satu tangan lagi mainkan putingnya. Agar desahannya yang mulai keluar dari mulutnya tidak kedengaran orang lain, aku French kiss dia. Lidah kami beradu dalam mulut kami dan tangannya mulai mengocok penisku.

"It is fifteen minutes before the light is up and the train will be moving. Please bear with the condition for the moment." Setelah itu, dia mulai mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Kusandarkan dia ke pintu sementara aku spread kakinya. Kuangkat dia sedikit dan karena agak menyenggol penumpang lainnya, aku dengar beberapa gerutuan. Setelah yakin tidak akan menyenggol orang lain, aku mulai masukan penisku ke lubangnya. Aku dengar dia mendesah, "mm..." itu saja yang aku dengar. Aku mulai French kiss dia lagi agar dia nggak teriak lebih keras. aku mulai tusuk dia dengan kasar dan setelah agak lama menusuk, dan bercium, akhirnya kita klimaks barengan. Kita mulai merapikan diri. Kini aroma seks mulai tersebar. Akhirnya lampu menyala lagi. Setelah aku tengok ke samping, ternyata yang aku gituin tadi adalah guru mathematics aku. Dia tersenyum nakal dan menaruh jari telunjuknya di mulutnya seolah menandakan untuk merahasiakan apa yang telah terjadi.

Setelah lima menit, akhirnya MRT pun berjalan kembali. Setelah sampai ke Orchard, kami semua turun. Kami langsung naik eskalator menuju ke pusat pertokoan. Kami berbelanja di pusat pertokoan sampai agak malam. Akhirnya kita orang pulang juga.

Sampai di rumah aku langsung masuk kamar kecapaian menemani cewek-cewek yang jago belanja ini. Rupanya cewek-cewek ini benar-benar edan. Aku sudah capai begini masih minta seks. Untuk menakut-nakuti mereka aku usuli permainan baru. Permainan kami adalah master and slave. Aku jadi master, mereka jadi slave (budak). Di luar dugaanku, ternyata mereka setuju dan kelihatan sangat berminat. Aku kasih tahu mereka, mereka cuma boleh panggil aku bos, tapi aku boleh panggil mereka apa saja (termasuk perek, cewek murahan dan sejenisnya) dan boleh menyuruh atau memaksa mereka melakukan sesuatu seenaknya selama hal ini berhubungan dengan seks. Mata mereka makin berbinar-binar. Akhirnya kusuruh mereka melucuti semua pakaian dan mereka tidak diperbolehkan memakai pakaian apapun di dalam rumah.

Sementara aku mandi, mereka kuperintahkan membersihkan kamarku yang berantakan karena adegan semalam. Sewaktu aku keluar, mereka masih belum selesai membersihkan kamarku. Aku ke kulkas minum Red Bull dulu supaya kuat baru balik ke kamar. Mereka ternyata sudah selesai.

"Eh, kamu orang bertiga main bersama di lantai. Julia, kamu pakai ketimun yang lumayan panjang ini kaya double dildo sama Amy sementara kamu orang jilatin Monica. Aku di sini bakal rekam kamu pakai handycam-ku." Kulempar ketimun yang kubuat di sekolah pakai tanah liat ke Julia. Mereka pertamanya agak nggak suka ideku pakai handycam tapi setelah aku yakini bahwa videonya nggak bakal aku kasih lihat orang lain, akhirnya mereka setuju.

Akting mereka super hot. Mereka mengerang dan berteriak kenikmatan. Mereka juga mulai meremas-remas payudara masing-masing dan terkadang lawan main mereka. Mereka juga terkadang bercium mesra. Penisku mulai nggak tahan. Kuelus penisku lewat celana dalamku.

"Stop!" Mereka yang lagi asyik main rupanya nggak denger aku. Aku teriak sekali lagi "Stop!" akhirnya mereka stop juga. Sebagai hukuman untuk tidak mendengar perintah bos, aku suruh setiap orang ambil ketimun kecil di kulkas dan masukkan ke dalam vagina mereka. Setelah itu kusuruh mereka jalan-jalan dalam rumah dengan ketimun di dalam vagina mereka. Belum puas dengan hukuman ini, kusuruh mereka pakai celana dalam dan kaos panjangku (kurang lebih sampai lutut mereka). Pentil payudara mereka yang warnanya agak gelap itu terlihat dari luar dan boleh dibilang lumayan jelas sebab pentil mereka dalam keadan keras. Kusuruh mereka mengikutiku ke Seven Eleven terdekat tanpa pakai celana maupun BH mereka. Mereka mulai menawar tetapi aku bilang, "Kalau masih mau tawar menawar, kita pergi ke supermarket 2 bus stop dari sini." Mereka akhirnya ikut aku ke Seven Eleven yang di depan rumahku. Monica hampir lemas karena sewaktu lari menyeberang jalan, dia mendapat klimaks (ketimunnya kaya penis naik turun sewaktu dia lari). Penjaga toko Seven Eleven melihati payudara Amy yang gede menonjol itu. Apalagi tanpa sengaja, payudaranya menyenggol kaca kulkas yang agak basah itu, membuat payudaranya semi jelas. Yang buat penjaganya cengar-cengir, ketika si Julia membongkok untuk mengambil barang di rak bawah, celana dalamnya yang basah karena cairannya itu terlihat jelas. Setelah membeli barang aku lari balik ke rumah dan menyuruh mereka ikut lari dan mengeluarkan ultimatum bahwa siapa saja yang sampai di rumah lebih dari dua menit akan kena hukuman lebih berat. Langsung saja mereka lari ke rumah, Julia di tengah jalan hampir lemas karena klimaks tapi memaksa diri untuk lari. Akhirnya mereka sampai di rumah dalam waktu yang ditentukan. Nafas mereka sudah memburu dan badan mereka sudah lemas dan penuh keringat, tapi permainan baru dimulai, sebab penisku masih segar bugar. Apalagi baju yang mereka pakai seolah-olah transparan dibasahi keringat.

"Ok, kamu orang sekarang mandi dulu!" Mereka cuma diam saja dan mulai beranjak menuju ke arah kamar mandi. Kuikuti mereka ke kamar mandi. Saat mereka hendak menutup pintu kamar mandi, kudorong pintunya dan kusuruh mandi di depanku sambil kurekam dengan Handycam-ku. Cara mereka mandi memang agak kikuk dengan adanya aku di sana. Setelah mandi dan mengeringkan badan, mereka mau pakai baju.

"Eh, gue kan sudah bilang, selama di dalam rumah nggak boleh pakai baju!"
"Iya bos", jawab mereka serentak.

Tiba-tiba, "Ting-tong" bel rumahku berbunyi. Aku jadi pikir-pikir siapa nih, aku jadi suruh cewek-cewek masuk kamarku. Ternyata yang datang si John. Aku persilakan masuk dan kusuruh duduk. John adalah teman sekelasku. Aku permisi sebentar masuk ke kamar.
"Eh kamu orang buatin minum untuk John. Jangan pakai baju atau apapun!"

Setelah aku keluar beberapa saat, mereka bertiga menuju ke arah dapur untuk membuatkan John minuman. John yang melihat tiga cewek bugil berjalan ke arah dapur langsung nyengir ke arahku.

"Ron, kamu kok bisa ada 3 cewek di rumahmu jalan bugil?"
"Itu mah, jangan dipikirin. Eloe mau ngewek sama salah satu dari pada mereka?"
"Sorry deh, nggak hari ini, kapan-kapan saja."
"John, ini minumannya." Mereka bertiga membuatkan John dan aku segelas sirup dan berjalan ke arah kamar.
"Kamu orang masa nggak ada aturan", sentak aku,
"Duduk sini temenin kita orang ngobrol dong."

Muka mereka cuma menunduk dan duduk bersama-sama. Julia duduk di sebelahku sementara Amy dan Monica duduk berhadap-hadapan dengan John. Tangan mereka berusaha menutupi kemaluan mereka. John sendiri mulai merasa kikuk. Setelah beberapa lama bercakap-cakap akhirnya mereka mulai ikut tertawa dan mulai terbiasa dengan kebugilan mereka. Sebelum pulang, John minta tolong agar aku menjaga anjingnya sementara dia pergi ke Malaysia 3 hari untuk urusan bisnis. Anjing John yang bernama Lassie, itu boleh dibilang lumayan gede, tapi anjingnya nggak galak. Aku setuju saja.

Setelah John pulang aku melirik jam. Ternyata sudah lumayan malam, jam 11 lebih sedikit. Sewaktu aku masuk kamar, tiga cewek ini lagi bisik-bisik dan waktu melihat aku masuk langsung diam. Lassie pun aku bawa masuk. Aku ada rencana untuk mereka. Aku ikat mereka bertiga di ranjang dengan kaki mengkangkang (dengan persetujuan mereka). Aku mulai mengelus-ngelus cewek yang paling kiri, Julia. Aku maini buah dadanya dan lidahku mulai menelusuri tubuhnya yang telanjang. Sewaktu lidahku menemukan clitorisnya dan mulai menjilati vaginanya yang sudah basah, badannya langsung bergerak-gerak dan erangan nikmat mulai keluar dari mulutnya. Aku mulai masukan penisku ke dalam lubang vaginanya. Sambil mensetubuhi si Julia, tanganku mulai maini lubang Monica, yang berada di tengah ranjang. Kami bertiga mulai mengerang dan berteriak kenikmatan.
"Ooh... ohh... yes..." itu saja yang keluar dari mulut kami.

Sewaktu aku merasakan Julia mulai mau klimaks, kutarik penisku dari lubang vaginanya. Seperti kesetanan, dia memohon kepadaku agar aku masukan penisaku lagi ke dalam lubangnya. Tapi aku ada rencana lain. Aku tinggali dia dan mulai main dengan Amy. Kucium mulut Amy yang mungil, dan tanganku mulai main dengan buah dadanya yang motok itu, sementara tanganku yang satunya tetap memainkan lubang vagina Monica. Julia masih berteriak minta digituin tapi aku 'ignore' dia punya permohonan. Aku mulai mensetubuhi Amy dan Amy pun mulai mengerang keenakan.

"Ron, gue tahu deh, kamu pasti pilih gue. Ohh ooh...." dia mulai mengerang. Sambil kumainkan buah dadanya kugoyang dia dengan keras. Tanganku yang main dengan Monica sudah mulai berhenti dan mulai main dengan buah dada Amy. Sama seperti Julia, Amy pun kutinggalkan saat dia hampir mencapai klimaks. Saat itu aku pun juga hampir mencapai klimaks. Setelah bermain sebentar dengan Monica, penisku mulai menyemprotkan air maniku. Aku tinggalkan juga Monica. Mereka bertiga sekarang mengerang dan berteriak meminta penisku sebab tidak ada satupun dari mereka yang klimaks.

Aku angkat Lassie keranjang dan kuarahkan kepalanya ke arah vagina Julia. Setelah membau-bau sebentar, dia mulai menjilat vagina Julia. Julia berteriak, "Ron, tolong, jangan anjing dong Ron. Geli nih... Ron please I beg you." Aku nggak gubris minta tolong dia. Kemaluan Lassie mulai mengeras dan kuarahkan kemaluannya kearah lubang vagina Julia. Kontan saja Julia mulai merasa jijik dan geli. Saat Lassie mulai maju mundur menyodok kemaluannya, ekspresi Julia mulai berubah dari jijik dan geli menjadi puas. Aku pun nggak mau kalah. Aku mulai setubuhi Amy dengan posisi Doggy Style.

"Uuuhh ahh..." aku dan Amy mulai mengerang sementara dari sebelahku, erangannya agak lain. "Aahh ohh" dan "Warf warf auuu". Aku nggak tahu berapa lama, tapi akhirnya Amy klimaks beberapa kali dan aku masih minta terus. Aku akhirnya mencapai klimaks. Lassie dan Julia pun mencapai klimaks dan Lassie telah tiduran di lantai. Sekarang tinggal Monica yang belum klimaks. Penisku yang sudah loyo nggak bakal bisa main lagi apa lagi waktu sudah tengah malam. Aku ambil botol bir dan mulai minum. Aku kasih mereka bertiga sedikit. Julia dan Amy telah bebas dari ikatan dan pergi ke dapur untuk buat telur karena perut lapar. Bir dalam botol sekarang tinggal sedikit dan aku mulai ada cara untuk memuaskan Monica.

Aku lepaskan ikatannya dan kubuka labianya dan memasukkan leher botol bir sedikit lebih sedikit. Monica cuma bisa mendesah kecil. Kutuangkan bir yang tersisa sedikit ke dalam kemaluannya dan dia mulai berteriak. Rupanya alkohol dalam bir membuat lubangnya agak sakit. Aku mulai menggerakan maju mundur dengan botol bir dan Monica kembali mendesah keenakan. Aku juga mainkan clitorisnya dengan jempol. Buah dadanya aku mainkan dengan mulut dan lidah. Mukanya makin memerah, rupanya pengaruh alkohol yang tadi aku tuangkan. Setelah klimaks beberapa kali, ia dengan agak mabuk mulai berteriak, "Ron, fuck me... I want to be a slut, your slut.... Ron please dong... jangan pakai botol lagi, penis kamu lebih nikmat..."

Penisku mulai bangun. Tangannya mulai main dengan penisku dan akhirnya penisku dihisap dan dikulum dengan ganasnya sementara tanganku nggak diam gituin dia pakai botol. Akhirnya aku nggak tahan lagi. Kuambil baby oil dan melumaskan penisku pakai baby oil. Lubang duburnya juga aku kasih sedikit baby oil. Kusuruh dia siap dalam posisi doggy style dan aku gituin duburnya sementara tanganku pakai botol gituin vaginanya.

"OOOh... Ahh Yess... Ron fuck me bad!"
"Ooohh Mon, kamu punya anus seret deh...."

Setelah beberapa menit, "Mon, I'm cumming nih...."

"Ron, fuck me in the cunt... Please dong... kasih aku feel kamu punya cock di cunt aku..."

Dengan sedikit nggak seneng akhirnya kucabut juga dan aku siap untuk fuck her cunt. Ternyata cunt dia mencengkram penisku dengan kencang. Penerobosan penisku agak susah tapi setelah semuanya masuk penisku mulai maju mundur dengan ganas.

"Mon, I really can't hold to long nih... kamu kalau mao klimaks cepetan donk..."

Monica nggak jawab, jadi aku teruskan saja. Akhirnya aku mulai klimaks dan semprotanku kali ini ternyata super banyak. vaginanya mulai mengeras dan akhirnya dia pun klimaks lagi. Badanku keringatan. Akhirnya Amy dan Julia balik masuk kamar dan kita pun tidur.

Besok siangnya, kita bangun jam 1. Mereka semua akhirnya kembali ke kost mereka untuk buat PR dan belajar sebab sudah hari Minggu. Aku duduk di sebelah meja belajar dan merenung keluar jendela. Aku mulai berpikir, kalau tiap minggu begini, aku bisa-bisa kehabisan sperma nih.

Sejak weekend itu, setiap weekend mereka mulai ke rumahku dan untungnya nggak ada yang hamil. Setelah lulus Sec 4 kami akhirnya kami berpencar menuju Universitas masing-masing.


TAMAT

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar