BIOGRAFI MUHAMMAD IQBAL
LAHIR di Sialkot, Punjab, 9 November 1877. la menyelesaikan pendidikan dasar di sana. Pada 1895 is pindah ke Lahore, melanjutkan pendidikan. la belajar di Government College dan memperoleh gelar MA pada 1899. Pada 1905, atas anjuran Sir Thomas Arnold yang pernah mengajarnya di Government College, lqbal melanjutkan studi di Inggris. la pun masuk ke Trinity College, Cambridge, dan mencurahkan banyak perhatian filsafat di bawah naungan Mc Taggart. la lulus dari Cambridge pada 1907. ia pun mempelajari hukum sebagai anggota "Lincoln' Inn", menempuh ujian pada 1907, dan diberi izin praktek sebagai advokat pada Juni 1908. Pada 1908 pula ia mendapat gelar Ph.D. dari Universitas Munchen, Jerman, dengan tesis, "Perkembangan Metafisika di Persia".
LAHIR di Sialkot, Punjab, 9 November 1877. la menyelesaikan pendidikan dasar di sana. Pada 1895 is pindah ke Lahore, melanjutkan pendidikan. la belajar di Government College dan memperoleh gelar MA pada 1899. Pada 1905, atas anjuran Sir Thomas Arnold yang pernah mengajarnya di Government College, lqbal melanjutkan studi di Inggris. la pun masuk ke Trinity College, Cambridge, dan mencurahkan banyak perhatian filsafat di bawah naungan Mc Taggart. la lulus dari Cambridge pada 1907. ia pun mempelajari hukum sebagai anggota "Lincoln' Inn", menempuh ujian pada 1907, dan diberi izin praktek sebagai advokat pada Juni 1908. Pada 1908 pula ia mendapat gelar Ph.D. dari Universitas Munchen, Jerman, dengan tesis, "Perkembangan Metafisika di Persia".
Tak lama setelah itu Iqbal kembali ke Lahore, menjadi pengacara di samping mengajar di Government College. Namun akhirnya is mengundurkan diri dari Government College, lalu bergiat di bidang politik. Pada 1926 ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah di Punjab. Pada 1930 ia pun terpilih sebagai Ketua Liga Muslim. Ketika itu ia mengajukan saran untuk membentuk negara Islam yang terpisah dari India dan diberi nama Pakistan. Nama Pakistan disambut baik dalam resolusi Liga Muslim yang bersidang di Lahore pada 23 Maret 1940. Di bidang politik Iqbal adalah kawan dan pembantu setia Muhammad Ali Jinnah yang kemudian menjadi presiden pertama Pakistan.
Pada 1934 kesehatan Iqbal mulai menurun karena penyakit jantung, setelah sembuh dari penyakit ginjal yang dideritanya sejak 1924.
Iqbal mulai menulis puisi ketika masih belajar di Sialkot. Kegiatannya di bidang sastera mendapat bimbingan dari Dagh, penyair Urdu terkenal. Karya-karya Iqbal yang terdahulu antara lain Shikwa dan jawab-i Shikwa, yang ia tulis di Lahore sekembalinya dari Inggris. Pada 1905 terbit karyanya yang terpenting, Asrar-i Khudi (Rahasia Diri), yang disusul Rumuz-i Bekhudi (Misteri Kediarian) pada 1908 dan Javid-namah (Kitab Keabadian) pada 1932. Ketiganya ditulis dalam bahasa Parsi dan dapat dipandang sebagai trilogi tentang "The Self" (diri atau pribadi manusia). Karya-karyanya yang lain adalah Bang-i Dara (dalam bahasa Urdu), yang terbit pada 1924, dan Zabur-i Ajam (dalam bahasa Parsi) yang terbit pada 1926. la juga menulis Payam-i Masyriq (Pesan dari Timur) sebagai jawaban atas karya Goethe, pujangga Jerman, yang muncul seabad sebelumnya: Divan. Sedangkan Armughan-i Hijaz (Anugerah dari Hejaz) adalah
himpunan karyanya yang terakhir berupa sajak-sajak Parsi dan Urdu.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar