Faisal Muhctar Al Khaufi
kembali aku membaca buku yang halamannya berkisah
tentang keluhan para dewa – dewa penyair yang menenun kata-kata
kertas-kertas gelisah huruf-huruf bertuah membakar sejarah
antara kerumpilan kehidupan
kembali aku membaca diri, seribu kecewa berpusara di dada
bercengkrama dengan perih di bahu kananku, semestinya
kubalut luka ini dengan kain yang merindukan anyir darah
darah perawan yang hidup ditahun tujuh puluhan
kembali aku membaca kota, panorama memaksa sebuah belati untuk menghujam
ribuan sepanduk dan retorika buah dari manusia yang gemar berepolitisi
adalah sebuah paksaan ketika aku harus berlari menju puncak gunung
memikul senjata dan ribuan amunisi lalu menembaki langit, bulan,
bintang dan matahari
Karawang 2005
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar